Strategi Peta Konsep dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam

By | 10 Januari 2023

Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memperluas usaha dan membutuhkan dana yang cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan bangsa Indonesia menaruh harapan besar terhadap pendidik, dalam perkembangan masa depan bangsa ini, karena dari sanalah tunas muda harapan bangsa sebagi generasi penerus dibentuk. Meski diakui bahwa pendidik adalah investasi besar jangka panjang yang harus ditata, disiapkan dan diberikan sarana maupun prasarananya. Dalam arti modal material yang cukup besar, tetapi sampai saat ini Indonesia masih terus berkutat pada problematika klasik dalam hal ini yaitu kualitas pendidikan. Permasalahan itu setelah dicoba untuk dicari permasalahannya adalah bagaikan sebuah mata rantai yang melingkar dan tidak tahu darimana mesti harus diawali (Halimah, 2019).

Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati Sejarah Kebudayaan Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengataman dan pembiasaan (Rasyid, 2018). Sekolah pada tingkat SMA merupakan lembaga pendidikan formal yang berada di bawah naungan Dinas Pendidikan Provinsi, walaupun tidak seperti halnya sekolah Madrasah, tentunya juga mengajarkan pelajaran keagamaan. Pelajaran keagamaan tersebut adalah kumpulan dari materi Aqidah, Akhlaq, Ayat ayat Al quran, fiqh, dan  Sejarah Islam. Pembelajaran materi materi tersebut di SMA sebagai bagian yang integral dari Pendidikan Agama Islam. Memang bukan satu-satunya faktor yang menentukan watak dan kepribadian anak. Tetapi secara substansial, materi tersebut memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada anak untuk mempraktekkan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari (Rofik, 2015).

Dalam proses pencapaian tujuan pembelajaran tersebut, maka berdasarkan dari hasil pengamatan awal Penulis di SMA, usaha yang dilakukan guru untuk mencapai tujuan tersebut adalah menyusun perangkat pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam antara lain; menyusun silabus, menyusun RPP, menyusun Program Tahunan, Program Semester, dan menyusun Distribusi Alokasi Waktu. Dalam proses pembelajaran, guru dalam menyampaikan materi Pendidikan Agama Islam sering hanya menerapkan beberapa metode pembelajaran ceramah dan juga pendekatan yang sesuai dengan materi dan guru memberikan rangsangan kepada siswanya tentang faedah dan kegunaan dari mata pelajaran yang diberikan.

Namun beberapa problematika yang muncul terkait peranan serta efektivitas pembelajaran di sekolah sebagai pemberi nilai spiritual terhadap kehidupan keberagamaan masyarakat dipertanyakan. Tidak terkecuali pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Tawangsari. Kenyataannya, setelah ditelusuri, pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Tawangsari menghadapi beberapa problematika, antara lain; Munculnya stereotip bahwa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam hanya sebagai mata pelajaran pelengkap, sehingga menyebabkan materi pelajaran tersebut kurang diminati oleh peserta didik. Problem lain, materi pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di SMA Negeri 1 Tawangsari lebih terfokus pada pengayaan pengetahuan (kognitif) dan minim dalam pembentukan sikap (afektif). Dalam implementasinya juga lebih didominasi pencapaian kemampuan kognitif; kurang mengakomodasikan kebutuhan afektif.

Berdasarkan hal itu dilakukan studi tentang penerapan strategi peta konsep dalam meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam dengan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan mulai bulan Januari sampai dengan bulan Februari tahun 2022. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII Mipa 4 SMA Negeri 1 Tawangsari tahun pelajaran 2022/2023 jumlah siswa 9 orang, yaitu dengan jumlah siswa laki-laki 3 dan siswa perempuan 6 siswa serta subjek pelaku tindakan yaitu guru peneliti.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siswa kelas XII MIPA 4 SMA Negeri 1 Tawangsari yang dilakukan dengan strategi peta konsep menunjukkan hasil yang sesuai dengan harapan. Pada tahap pra Siklus menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih dalam kategori kurang dengan rata-rata presentase ketuntasan belajarnya sebesar 33,33% dari keseluruhan siswa. Hal itu terbukti selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah, hasil belajar yang diperoleh siswa belum maksimal. Begitu pula rata-rata hasil belajar siswa untuk masing-masing indikator pada tahap  pra siklus masih berada pada kategori kurang pada empat indikatornya yaitu indikator  1 dengan presentase 22,22%, indikator  2 adalah dengan presentase 33,33%, dan indikator 3 dengan presentase 33,33% dan indikator 4 dengan presentase 44,44%. Hasil analisis data pada tahap pra siklus dimana rata-rata hasil belajar siswa masih dalam kategori kurang, peneliti melakukan tindakan dalam pembelajaran dengan penerapan strategi peta konsep. Dari siklus I dan siklus II pemberian tindakan belum menununjukkan ketercapaian target indikator keberhasilan yang diharapkan. Oleh karena itu guru memperbaiki pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan penerapan strategi peta konsep disetiap siklusnya.

Berdasarkan hasil analisis data pada siklus III menunjukkan rata-rata hasil belajar siswa dari seluruh siswa sudah mencapai target keberhasilan dimana target keberhasilan dari penelitian ini adalah adanya peningkatan rata-rata hasil belajar siswa minimal meningkat hingga ≥75% (dengan kategori baik) dari jumlah keseluruhan siswa dan rata-rata aktivitas belajar tiap indikatornya meningkat hingga ≥75% (dengan kategori baik). Dari analisis data diperoleh rata-rata hasil belajar siswa sebesar 91,67% dengan kategori baik pada siklus III. Begitu pula rata-rata hasil belajar pada setiap indikatornya disiklus III juga sudah mencapai target indikator keberhasilannya yaitu indikator 1 adalah mengidentifikasi strategi dakwah dengan presentase 77,78% dengan kategori baik, indikator 2 adalah menjelaskan strategi dakwah dengan presentase 88,89% dengan kategori sangat baik, indikator 3 adalah mengidentifikasi hikmah dan manfaat strategi dakwah dengan presentase 100,0% dengan kategori sangat baik dan indikator 4 adalah menganalisis strategi dakwah dengan presentase 100,0% dengan kategori sangat baik. Dari hasil tindakan hingga siklus III menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan dalam rangka untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran melalui penerapan strategi peta konsep sudah berhasil. Hal ini disebabkan penerapan strategi peta konsep mampu menunjukkan dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang telah dibahas sebelumnya, peneliti menyampaikan saran bagi Guru bahwa penerapan strategi peta konsep dalam upaya meningkatkan hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif solusi dalam mengatasi permasalahan yang sering ditemui oleh guru pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Kemajuan dalam teknologi dan informasi serta perkembangan kurikulum pendidikan seyogyanya disikapi oleh guru dengan lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan proses pembelajaran di kelas. Melalui pemanfaatan media, guru dalam proses pembelajaran di kelas menjadi lebih mudah karena berperan sebagai fasilitator pembelajaran. Guru hendaknya juga memahami strategi peta konsep yang dipadukan dengan diskusi kelompok dengan menjelaskan langkah-langkah dalam membuat peta konsep kepada siswa sehingga peta konsep yang dibuat siswa sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Bagi Kepala Sekolah dengan adanya strategi pembelajaran peta konsep yang telah terbukti lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, maka diharapkan agar sekolah selalu mengupayakan dan meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan. Utamanya mengenai alat-alat atau media pendidikan lainnya yang sesuai dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Saiful Bahri. 2019. Hasil Belajar dan Kompetensi Guru.  Surabaya: Usaha Nasional.

Halimah, Baiq. 2019. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Penjumlahan dan Pengurangan melalui Penggunaan Media Kongkrit. Bintang: Jurnal Pendidikan dan Sains. Vol. 1, No. 2, p. 54-67.

Kunandar. 2011. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Press.

Rasyid, Abdul. 2018. Problematika Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Tsanawiyah Al-Khairaat Pakuli Kabupaten Sigi. Scolae: Journal of Pedagogy. Vol. 1, No. 1, p. 13-25.

Rofik. 2015. Nilai Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dalam Kurikulum Madrasah. Jurnal Pendidikan Agama Islam. Vol. XII, No. 1, p. 15-30.

Sugiyanto. 2013. Model-Model pembelajaran Inovatif. Jakarta: Yuma.

Sulaiman, Rusydi, 2014. Pengantar metodologi studi sejarah peradaban islam. Jakarta:  PT. RajaGrafindo Persada.

Susmihara, 2013. Sejarah Peradaban Islam. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Oleh:

Dosis Ahad Muttaqien

SMA Negeri 1 Tawangsari

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *