Pandemi covid-19 yang terjadi memunculkan fenomena lost generation sebagai dampak dari hilangnya kesempatan peserta didik memperoleh pembelajaran yang maksimal (lost learning), hal tersebut menjadi tantangan bagi guru dalam pembelajaran pasca pandemi untuk mengembalikan motivasi dalam belajar. Rendahnya motivasi belajar menjadi latar belakang masalah dari praktek pembelajaran ini, kurangnya motivasi siswa dikarenakan mereka belum menguasai materi pra syarat di jenjang sebelumnya sehingga sulit mengikuti materi yang sedang dijelaskan. Selain itu siswa kesulitan ketika diberikan permsalahan kontekstual karena belum terbiasa untuk menyelesaiakn permasalahan kontekstual. Akibatnya kemampuan komunikasi siswa dalam menyelesaikan masalah masih rendah.
Praktek pembelajaran ini menurut saya penting untuk dibagikan karena dengan menerapkan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik, dapat meningkatkan motivasi dan semangat belajar siswa melalui berbagai kegiatan seperti diskusi, pelaksanaan proyek, serta presentasi, berdampak pula pada meningkatnya efektifitas pembelajaran dan hasil belajar siswa. Praktik pembelajaran ini dapat memotivasi guru lain yang mengalami permasalahan yang sama dalam mendesain pembelajaran yang inovatif serta menjadi referensi dan inspirasi dalam hal mengatasi permasalahan pembelajaran diatas.
Adapun peran dan tanggung jawab saya dalam praktik pembelajaran ini adalah sebagai guru saya harus bertanggung jawab dalam mendesain dan menerapkan pembelajaran yang inovatif, dengan cara memfasilitasi siswa dengan bahan ajar serta media ajar yang menarik serta berbasis teknologi, menerapkan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) yang disesuaikan dengan kecakapan abad 21 dan Tpack, sehingga pembelajaran di kelas lebih efektif.
Tantangan dalam melaksanakan pembelajaran antara lain persiapan pembelajaran dengan model Project Based Learning (PjBL) memerlukan waktu yang banyak, belum terbiasanya guru dalam menggunakan media (TPACK) yang tepat dalam mengilustrasikan materi pembelajaran, banyak siswa dengan kemampuan rendah lebih banyak dari pada siswa dengan kemampuan tinggi, dan proses pembelajaran berpusat pada siswa maka kelas bisa menjadi kurang kondusif.
Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh guru sesuai tantangan yang dihadapi antara lain 1) guru dalam pemilihan model pembelajaran yang inovatif dengan mempertimbangkan kebutuhan dan karakteristik peserta didik dan materi pembelajaran adalah menggunakan model pembeljaran Project Based Learning (PjBL). Adapun media yang dipilih untuk menyampaikan materi adalah yang berbasis teknologi seperti canva dan video pembelajaran serta untuk melakukan evaluasi menggunakan Quizizz. 2) Proses pemilihan model pembelajaran PjBL tersebut dengan mempelajari model-model pembelajaran inovatif melalui kajian literatur, melakukan analisa kebutuhan dan karakter siswa, serta mempelajari karakteristik materi yang akan diajarkan. Materi terpilih adalah pertidaksamaan linear dua variabel dengan karakteristik materi yang perlu merepresentasikan permasalahan matematika ke dalam bentuk grafik. Karakteristik siswa di kelas tersebut adalah siswa laki-laki lebih pasif daripada siswa perempuan selain itu siswa dengan kemampuan matematika rendah lebih banyak dari pada siswa dengan kemampuan matematika yang sedang sampai tinggi. Mempertimbangkan karakter materi dan karakter siswa maka dipilihlah model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dikarenakan model tersebut memfasilitasi siswa untuk berkarya mengahasilkan produk dan dalam proses diskusi pada kelompok yang anggotanya heterogen dapat menjadi wadah untuk saling bertukar pikiran dan meminimalkan rasa malu bertanya tentang sesuatu yang belum diketahui. Berdasarkan kajian literatur pelaksanaan model pembelajaran PjBL dilakukan dalam 6 langkah (sintaks) yakni menentukan pertanyaan mendasar, membuat desain proyek, menyusun penjadwalan, penyelesaian proyek dengan monitor guru, penilaian hasil, dan evaluasi pengalaman belajar. 3) Proses pemilihan media pembelajaran canva tersebut dengan mempertimbangkan lengkapnya fitur yang ditawarkan sehingga guru dapat membuat media slide show atau bisa juga membuat LKPD melalui canva. Canva juga dilengkapi dengan tautan link sehingga ketika membuat slide show dapat menambahkan suatu video dari youtube secara langsung. 4) Sarana prasarana merupakan salah satu unsur yang mendukung proses pembelajaran. Ketersediaan sarana yang terbatas dapat menghambat pelaksanaan kegiatan belajar. Peralatan yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran antara lain LCD Proyektor, Laptop dan HP. Dalam kegiatan pembelajaran siswa akan menggunakan HP untuk mengerjakan evaluasi atau mencari informasi, jika ada sebagian siswa yang tidak memilikinya, maka dapat disiasati dengan menggunakan HP secara berkelompok. Jika terkendala kuota internet, siswa dan guru dapat saling share jaringan hotspot agar kegiatan bisa berjalan lancar. 5) Guru terlibat penuh dalam proses mendesain model dan media pembelajaran, sedangkan dalam proses pelaksanaan peserta didik memegang peranan utama sebagai pusat pembelajaran secara aktif dengan guru sebagai fasilitator pembelajaran, dalam pelaksanaan proyek peserta didik. 6) Sumber daya yang diperlukan guru dalam proses desain model pembelajaran adalah gawai, listrik serta jaringan internet untuk melakukan kajian literatur dan referensi, sedangkan sumber daya yang diperlukan dalam proses pelaksanaan model pembelajaran ini adalah LKPD, bahan ajar, laptop, LCD proyektor, papan tulis, serta spidol. 7) Salah satu kekurangan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student learned center) adalah guru akan mengalami kesulitan dalam mengendalikan siswa karena suasana kelas akan menjadi ribut karena siswa sangat antusias dalam melakukan kegiatan. Untuk mengurangi ketidaktertiban siswa, guru dapat berkeliling kelas dan memantau langsung kegiatan peserta didik/kelompok agar peserta didik dapat tetap tertib dan terkendali.
Dampak dari aksi dan langkah yang dilakukan dirasa hasilnya efektif dan dapat dilihat dari 1) Pemilihan model pembelajaran Project Based Learning dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa terlihat dari produk yang dihasilkan dalam menyajikan grafik fungsi pertidaksamaan linear dua variabel sudah benar. 2) Penggunaan quizizz dalam evaluasi belajar sangat membantu siswa dalam menganalisis masalah karena fitur yang diberikan quizizz bisa memberikan lebih dari satu jawaban benar. 3) Desain kegiatan yang berpusat pada siswa dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar terlihat dari antusias dan keakftifan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran ini adalah sangat senang, bisa di lihat saat kegiatan akhir pembelajaran siswa memberikan refleksi bahwa pembelajaran sangat menyenangkan karena dapat mengeksplore kemampuan mereka dalam membuat suatu produk.
Pembelajaran yang bisa diambil dari proses dan kegiatan yang sudah dilakukan adalah guru harus selalu belajar dan mengembangkan diri sesuai perkembangan zaman sehingga bisa lebih kreatif dan inovatif dalam memilih metode, model, dan media pembelajaran agar proses belajar mengajar sesuai dengan yang diharapkan.
Penulis: `Ifah Nur `Azizah, S.Pd.