KURIKULUM K-13 SMA NEGERI 1 TAWANGSARI
Pada bulan Juli 2013, SMA Negeri 1 Tawangsari ditunjuk sebagai salah satu SMA perintis Kurikulum 2013 bersama 6150 SMA lain yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia. Dengan demikian, pada tahun pelajaran2016/2017sekolah sudah melaksanakanKurikulum 2013 yang diberlakukan secara serentak untuk kelas X, XI dan XII menginjak pada tahun ke-4.
Pada awal diberlakukannya kurikulum 2013 ini, pimpinan sekolah langsung mengambilbeberapa langkah strategis, diantaranya adalah : diadakannya sosialisasi terhadap semua warga sekolah, pengimbasan, pelatihan terhadap seluruh guru disertai dengan pendampingan implementasinya. Selama 3 tahun pelaksanaan implementasinya, serangkaian kegiatan monitoring dan evaluasi sudah pernah dilakukan baik oleh pengawas dikmen, dinas pendidikan, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) maupun Direktorat Pembinaan SMA Dirjen Dikdasmen Kemdikbud. Dari hasil pemantauan tersebut, dapat diketahui bahwa kurikulum 2013 dapat diimplementasikan dengan baik di SMA Negeri 1 Tawangsari dengan segala peluang, tantangan, hambatan dan kendala yang ada.
Beberapa hal yang membedakan kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya adalah perubahan pola pikir guru dan siswa dalam pembelajaran, pendekatan pembelajaran, model pembelajaran, penilaian,struktur kurikulum, beban belajar dan sebagainya.
Pada kurikulum 2013, pembelajaran berpusat pada siswa. Guru bertugas sebagai fasilitator bukan pengajar. Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran saintifik 5 M, yaitu : Mengamati – Menanya – Mencoba – Menalar (Mengasosiasikan) dan Membuat jejaring (Mengkomunikasikan). Model pembelajaran yang direkomendasikan sesuai dengan pendekatan saintifik tersebut adalah model problem based learning, project based learning, discovery learning dan cooperative learning dengan berbagai teknik dan metode pembelajaran yang relevan.
Penilaian yang dilakukan menggunakan model penilaian autentik, yaitu penilaian yang mengharuskan siswa untuk menunjukkan pengetahuan (knowledge), sikap (afective), keterampilan (skills) dan kemampuannya (ability) dalam situasi yang nyata. Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses dan keluaran (output) pembelajaran. Penilaian pengetahuan dan ketrampilan menggunakan bilangan dengan pembulatan skala 100 dilengkapi dengan predikat (A=sangat baik, B=baik, C=cukup dan D=kurang) dan deskripsi. Penilaian sikap spiritual dan sosial menggunakan predikat (A=sangat baik, B=baik, C=cukup dan D=kurang) dan deskripsi. Penilaian sikap menggunakan teknik observasi, jurnal harian, penilaian antar teman dan penilaian diri. Penilaian pengetahuan menggunakan teknik tes tertulis, tes lisan dan penugasan. Penilaian ketrampilan menggunakan teknik praktik/kinerja, proyek, produk dan portofolio.
Struktur kurikulum disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang sesuai untuk semua mata pelajaran. Mata pelajaran dikelompokkan ke dalam kelompok umum A dan B, Kelompok peminatan dan lintas minat serta muatan lokal.
Bebanbelajardinyatakandalam jam pembelajaran per minggu.Bebanbelajarsatuminggukelas X adalah 42 jam pembelajaran.Bebanbelajarsatuminggukelas XI dan XII adalah 44 jam pembelajaran. Di SMA Negeri 1 Tawangsari terdapat penambahan 2 jam pelajaran yang diperuntukkan bagi mata pelajaran muatan lokal. Jumlah jam pelajaranuntuksetiapminggunyasebanyak 44 jam pelajaran untuk kelas X dan 46 jam pelajaran untuk kelas XI dan XII.Durasiwaktu 1 jam pelajaransamadengan 45 menit. Beban belajar kelas X, XI dan XII dalam semester gasal adalah 20 minggu. Beban belajar kelas X dan XI dan XII dalam semester genap adalah 18 minggu, sedangkan beban belajar kelas XII dalam semester genap adalah 14 minggu. Beban belajar kelas X, XI dan XII dalam satu tahun berkisar antara 36 sampai dengan 40 minggu.
Umar Hadianto, S.Pd., M.Pd. (Waka Kurikulum)